Sabtu, 13 Agustus 2011

Juno Akan Menguak Sejarah Tata Surya

CAPE CANAVERAL, KOMPAS.com — Wahana antariksa Juno yang akan menjalankan misinya ke Planet Jupiter sukses diluncurkan dari Kennedy Space Center, Florida, Jumat (5/8/2011) pukul 12.25 waktu setempat atau pukul 23.25 WIB. Meski sedikit lebih lambat dari jadwal yang direncanakan semula, peluncuran dilaporkan berjalan lancar.
Pada misi ini, Juno akan melakukan beberapa riset, salah satunya adalah mengukur kadar air di atmosfer planet terbesar di tata surya itu. Juno dilengkapi dengan alat yang bisa mendeteksi radiasi gelombang mikro yang dihasilkan panas Jupiter.
Selain itu, Juno juga akan menjawab pertanyaan lain, misalnya, besarnya medan magnet di Jupiter, memetakan medan magnetnya, dan mengetahui inti planet itu. Tak lupa, Juno yang dilengkapi dengan kamera juga akan memotret Jupiter dan fenomena yang ada, seperti aurora di kutubnya.
"Apa yang kami cari adalah beberapa pertanyaan fundamental tentang tata surya kita. Bagaimana Jupiter terbentuk, bagaimana ia berevolusi, dan apa yang terjadi di awal tata surya sehingga menciptakan kita," kata Scott Bolton, pimpinan investigasi misi Juno.
Untuk mencapai Jupiter, Juno yang menghabiskan biaya 1,1 miliar dollar AS harus menempuh perjalanan selama 5 tahun ke depan. Juno akan melakukan manuver untuk memperoleh kecepatan yang diinginkan. Juno akan mampir ke orbit beberapa planet, termasuk kembali melakukan manuver di orbit Bumi pada tahun 2013. Diperkirakan, Juno akan sampai di Jupiter pada tahun 2016.
Dalam penjelajahannya, Juno dilengkapi dengan panel surya selebar 20 meter. Dengan adanya panel surya ini, Juno menjadi wahana antariksa penempuh jarak jauh pertama yang daya untuk penjelajahannya berasal dari tenaga surya.
Juno akan mengorbit Jupiter sebanyak 30 kali selama setahun. Lain dengan wahana antariksa lain yang memulai dari khatulistiwa, Juno akan memulai dari kutub.

Jaringan Terowongan Raksasa Zaman Batu

Daniel Hausner
KOMPAS.com — Sejak zaman batu, manusia sudah membangun terowongan bawah tanah. Jaringan terowongan bawah tanah dari zaman batu bisa ditemukan membentang dari Skotlandia hingga Turki.
"Bukti-bukti keberadaan terowongan tersebut telah ditemukan di bawah ratusan permukiman zaman neolitik di seluruh benua," kata arkeolog Jerman, Heinrich Kusch, yang memaparkan hal tersebut dalam bukunya, Secrets of the Underground Door to an Ancient World.
Dalam buku itu, Heinrich menyebutkan, banyaknya terowongan yang masih ada hingga saat ini sejak 12.000 tahun lalu menjadi bukti betapa besar jaringan terowongan pada masa itu. "Di Bavaria, Jerman, saja kami menemukan terowongan sepanjang 700 meter. Sementara di Styria, Austria, kami menemukan terowongan serupa sepanjang 350 meter," katanya.
Terowongan-terowongan tersebut berjumlah ribuan dan membentang dari Skotlandia hingga Mediterania. Terdapat ceruk dalam setiap terowongan, yang di beberapa tempat berukuran cukup besar dan dilengkapi dengan tempat duduk, tempat penyimpanan, dan bahkan kamar.
"Meski tidak semuanya tersambung, jika disatukan, akan menjadi terowongan bawah tanah raksasa," ungkap Heinrich.
Sebagian ahli meyakini, jaringan terowongan tersebut merupakan jalan terlindung bagi manusia untuk menghindari predator. Sementara ahli lain meyakini, beberapa jaringan terowongan yang tersambung berfungsi seperti jalan raya zaman sekarang sebagai sarana mobilitas yang aman dari perang, kekerasan, bahkan cuaca di permukaan tanah.

Material Misterius Muncul di Kutub Utara

NOAA Material misterius berwarna oranye dilihat dengan mikroskop diketahui merupakan kumpulan telur, namun belum dipastikan dari mana asal spesiesnya.
KOMPAS.com - Pekan lalu, sebuah material misterius berwarna oranye muncul di kutub utara Bumi. Para ilmuwan belum dapat memberikan jawaban yang pasti untuk menjelaskan material tersebut.
Material tersebut tersapu gelombang di sepanjang pesisir Arktika di Kivalina, Alaska dan membanjiri Desa Inupiat, Eskimo. Di sana, matahari mengeringkan material dan angin menyebarkannya bagai debu. Ketika ditemukan beberapa kilometer di kawasan air tawar Sungai Wulik, material oranye itu berubah menjadi liat dan lengket serta mengeluarkan bau seperti gas.
Anehnya, saat diambil dari laut, substansi itu tidak memiliki bau dan ‘sangat lembut. "Bentuknya seperti minyak bayi," kata Janet Mitchell, seorang pejabat kota Kivalina.
Setelah gelombang tinggi menyapu material oranye itu pergi, masyarakat setempat baru menyadari bahwa material mungkin pula beracun. Pasalnya, sejumlah ikan kecil mati setelah material itu hadir di pantai. Akan tetapi, ilmuwan belum dapat memastikan hal tersebut.
Sampel material dikirimkan ke Auke Bay Laboratories milik NOAA Alaska Fisheries Science Center di Juneau untuk diidentifikasi. Di bawah mikroskop, tampak struktur seluler yang berbentuk seperti manik-manik, memberi petunjuk bahwa material jingga itu merupakan serangkaian telur-telur ikan.
Akan tetapi, ahli biologi kelautan tidak menganggap ikan-ikan kecil yang mati merupakan induk telur-telur tersebut. "Kami telah menentukan bahwa ini merupakan telur hewan invertebrata kecil meski kami tidak bisa menyebutkan spesiesnya secara pasti," kata Jeep Rice, seorang ketua ilmuwan NOAA di laboratorium Juneau.
"Saat ini kami perkirakan bahwa material jingga merupakan telur atau embrio sejenis binatang air kecil berkulit keras. Tetesan molekul yang larut dalam lemak di bagian tengah yang menyebabkan munculnya warna oranye," ucapnya.
Kivalina Village dan lab NOAA di Juneau kini menunggu kabar dari laboratorium lain di South Carolina yang memiliki spesialisasi di pertumbuhan fitoplankton untuk mempelajari identitas induk dari telur-telur yang menginvasi itu. "Kami sangat tidak sabar untuk mengetahuinya," kata Julie Speegle, juru bicara lab Juneau. (National Geographic Indonesia/Abiyu Pradipa)

Mahasiswa Polandia Bikin Karpet Terbang

KOMPAS.com - Dua orang mahasiswa dari Academy of Fine Arts di Wroclaw, Polandia, Justyna Szmczak dan Kamil Laszuk, punya inovasi unik. Mendirikan Juka Design Team pada tahun 2009 lalu, mereka kini berhasil menciptakan karpet terbang yang dinamai Allawan.
Tapi, jangan bayangkan seperti karpet terbang betulan seperti di film Alladin yang bisa membawa Anda terbang ke awan. Karpet ini hanya dirancang memberikan sensasi terbang kepada orang yang duduk di atasnya dengan merekayasa desain perabot tersebut.
Bagaimana mereka menciptakannya? Caranya adalah melakukan sebuah trik. Mereka meletakkan karpet di atas kotak dengan sistem cermin yang sangat spesifik. Dengan demikian, ketika dipandang karpet akan tampak seperti melayang. "Kami mendapatkan efek ini setelah melakukan banyak eksperimen dengan cermin dan peralatan lainnya," kata Kamil.
Kamil mengatakan, Allawan bisa berfungsi sebagai perabot yang amat inovatif. "Anda bisa menggunakannya untuk tempat duduk beberapa orang, lounger, ganjal kaki maupun meja," kata Kamil. Karpet ini juga bisa diletakkan di mana saja, mulai dari ruang keluarga untuk bersantai hingga gurun Sahara untuk bergaya seolah sedang terbang.
Trik yang sama dengan pembuatan karpet terbang ini, menurut Kamil, juga bisa diaplikasikan pada perabot rumah lain sehingga akan tercipta lebih banyak perabot terbang. "Kami yakin belum ada seorang pun yang menemukan efek ini dan menggunakannya dalam desain furnitur kecuali kami," kata Kamil.

Bukti Alam Semesta Lebih dari Satu

Citra sisa bintang yang diperkirakan terbentuk saat kelahiran alam semesta.
KOMPAS.com — Benarkah ada alam semesta selain yang kita diami sekarang? Teori fisika modern membenarkannya.  Berdasarkan teori itu, semesta tak cuma satu, dunia adalah dunia yang multiverse. Semesta tempat kita hidup berada dalam sebuah gelembung di mana ada semesta lain yang terdapat di dalamnya. Tabrakan antarsemesta adalah hal yang mungkin terjadi.
Fisikawan dari University College London (UCL) kini mengembangkan cara untuk mendeteksi jejak tabrakan itu. Mereka membuat simulasi langit dengan atau tanpa tabrakan dan mengembangkan algoritma dasar untuk menentukan citra yang sesuai dengan data radiasi gelombang mikro kosmos dari Wilkinson Microwave Aniostropy Probe (WMAP) milik NASA.
Metode yang dikembangkan para ilmuwan itu dipublikasikan di jurnal Physics Review Letters dan Physical Review D yang terbit Juli 2011. Algoritma yang dikembangkan memiliki keampuhan sebab bisa menyelesaikan masalah yang sering dihadapi saat ini dalam mendeteksi jejak tabrakan antarsemesta.
"Semua pola-pola yang didapatkan dalam data acak terlalu mudah untuk diinterpretasikan lebih (seperti klaim penemuan pahatan wajah Mahatma Gandhi di Mars yang ternyata citra gunung). Jadi kami berhati-hati dalam melihat data, seberapa mungkin tanda tabrakan ini cuma kebetulan," kata Daniel Mortlock, ilmuwan UCL yang terlibat penelitian ini.
Mortlock mengatakan, dengan mengembangkan metode untuk mendeteksi tabrakan, teori bahwa dunia terdiri atas banyak semesta bisa dibuktikan atau dibantah. Selama ini, beberapa klaim penemuan jejak tabrakan antarsemesta ada, tapi belum bisa dipastikan bahwa jejak yang dimaksud adalah hasil tabrakan atau hanya noise dalam data.
Seperti dikutip Physorg, Rabu (3/8/2011), Stephen Feeney, pelajar UCL yang terlibat penelitian itu mengungkapkan, "Penelitian ini memberikan kesempatan untuk membuktikan teori yang benar-benar mengejutkan, bahwa kita ada dalam dunia yang multiverse, di mana semesta lain juga eksis di dalamnya."

Tikus Cerdik Oleskan Racun di Jambulnya

Kevin Deacon Lophiomys imhausi.
KOMPAS.com - Seekor tikus afrika berjambul (Lophiomys imhausi) mengembangkan metode cerdik untuk menggagalkan predator yang ingin menangkapnya. Tim peneliti gabungan dari Inggris, Amerika Serikat, dan Kenya menjumpai tikus ini mengunyah akar dan batang pohon beracun tinggi serta mengoleskan zat beracun ini pada bulu halus di jambulnya.
Binatang yang akan menyerang akan disambut sejumlah bulu mengandung racun yang mematikan. Prof Jonathan Kingdon dari Universitas Oxford mengatakan, timnya masih menjumpai pekerjaan rumah mengenai cara tikus itu bertahan dari racun mematikan ini.
Racun didapat dari tumbuhan Acokanthera schimperi yang biasa dioleskan pada panah beracun pemburu tradisional setempat untuk membunuh gajah. "Tikus memastikan bagian jambul adalah yang pertama kali diserang predator," kata Kingdon seperti dikutip BBC, Rabu (3/8/2011).
Saat tikus terancam predator serigala, kucing liar, dan macan tutul, ia tidak lari. Namun, ia mengeraskan rambutnya dan menunjukkan sikap berani. Predator yang nekat menerkamnya bakal mendapat rambut tajam yang beracun. (BBC/ICH)

Molekul DNA Ditemukan di Meteorit

Ilustrasi
KOMPAS.com - Peneliti Badan Antariksa AS, NASA, menemukan DNA, molekul inti kehidupan, dalam meteorit yang jatuh ke Bumi. Penemuan ini mengindikasikan bahwa benda luar angkasa seperti asteroid pernah menghantam Bumi dan membantu terbentuknya kehidupan.
Molekul DNA tersebut ditemukan pada 12 meteorit, 9 di antaranya berasal dari Antartika. Berdasarkan analisis, ada 2 basa nitrogen, yakni adenin dan guanin, yang terdapat pada meteor tersebut. Ada pula hipoxanthine dan xanthine, molekul yang ditemukan di jaringan otot.
Selain itu, ilmuwan juga menemukan 3 molekul yang berkaitan dengan basa nitrogen, disebut analog basa nitrogen. Namun, dua molekul ini tidak pernah ditemukan dalam biologi atau makhluk hidup. Ini menantang para ilmuwan untuk menguraikan apakah molekul ini terbentuk di antariksa.
Pimpinan penelitian, Michael Callahan mengatakan, "Manusia telah menemukan komponen DNA di meteorit sejak tahun 60an. Tapi, peneliti tidak yakin apakah itu terbentuk di luar angkasa atau hasil kontaminasi kehidupan di Bumi."
Lebih lanjut, seperti dikutip CNN, Kamis (11/8/2011) Callahan menuturkan, "Jika asteroid adalah pabrik kimia yang mengeluarkan material prebiotik, Anda akan mengharapkan mereka memproduksi banyak variasi basa nitrogen, tak cuma yang biologis, terkait dengan kondisi masing-masing asteroid."
Penemuan basa nitrogen yang bervariasi, termasuk yang tak terdapat dalam biologi sesuai dengan harapan. Dengan kontaminasi yang minimal dari sampel meteorit lain, Callahan dan timnya yakin bahwa material yang terdapat pada meteorit ini terbentuk di luar angkasa.
Penemuan ini semakin menguatkan teori bahwa kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa. Hasil penelitian dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, Amerika Serikat. Callahan adalah peneliti di Goddard Space Flight Center, NASA.

Fosil Kayu Tertua Berusia 400 Juta Tahun

Science/AAAS Fosil pohon tertua dilihat secara mikroskopis.
KOMPAS.com — Fosil dua kayu pohon tertua ditemukan. Akan tetapi tunggu dulu, kayu ini bukan berasal dari pohon tinggi layaknya di hutan hujan tropis, melainkan berasal dari herba.
Kayu pohon itu berasal dari periode Devonian, saat tanaman sederhana mulai membentuk koloni. Satu kayu pohon ditemukan di Perancis berusia 407 juta tahun dan lainnya ditemukan di Kanada berusia 397 juta tahun.
Berdasarkan pernyataan peneliti, Phillipe Gerrienne dari University of Liege, Belgia, yang dilansir di New Scientist, Kamis (11/8/2011), umur dua fosil kayu pohon ini memecahkan rekor pohon tertua sebelumnya yang berusia 10 juta tahun.
Ilmuwan mengatakan bahwa tanaman ini menjadi bukti tanda pertumbuhan sekunder tumbuhan paling awal. Tanaman memiliki sel kortikal berdinding tebal.
Lewat penemuan ini, Gerrienne mengungkapkan pendapatnya tentang evolusi pohon. Menurut teori yang berkembang, evolusi 385 tahun lalu disebabkan oleh kebutuhan untuk mencari cahaya dan menopang ranting. Namun, penemuan menunjukkan hal berbeda.
"Adanya sel kortikal yang tebal menunjukkan bahwa evolusi dipicu oleh kendala hidrolik, bukan kebutuhan mekanik untuk tumbuh lebih tinggi," tulis Gerrienne dalam makalahnya.
Menurut Gerrienne, tinggi tanaman yang hanya 12 cm tidak membutuhkan dukungan banyak. Evolusi berlangsung agar dapat meningkatkan efisiensi transportasi air.
Kesimpulan Gerrienne memberi pandangan baru dalam evolusi tumbuhan. Penelitian Gerrienne dilakukan bersama timnya yang berasal dari berbagai universitas di Eropa dan Amerika.

Bayi Ajaib Dibanjiri Warga

JAKARTA, SELASA - Rumah orangtua Alifia Nailiun Najah (7 bulan) di RT 03/08 Rawabelong, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebonjeruk, Jakarta Barat, dibanjiri pengunjung. Mereka penasaran ingin melihat bayi yang sudah diumumkan meninggal namun hidup lagi.
Sepanjang Senin rumah Alifia dibanjiri tamu yang ingin melihat dari dekat bayi "ajaib" tersebut. Alifia, anak pertama pasangan  Hendri-Buraidan menjadi pembicaraan setelah dikabarkan bangkit dari kematian. "Ajaib! Anak itu bisa tetap hidup meski sempat mengalami kondisi yang kritis," kata seorang pengunjung.
Kondisi Alifia lebih baik daripada saat meninggalkan Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Minggu (10/8). Saat itu, Alifia dalam kondisi panas dan tidak bisa menelan makanan. Hanya saja, kemarin, Alifia masih mengalami gangguan pernapasan.
Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia yang juga praktisi kesehatan dr Marius Widjajarta mengatakan Alifia adalah bayi ajaib. Menurut dia, secara teori, harapan hidup seorang pasien yang telah dipasangi alat bantu pernapasan akan kecil jika alat bantu itu dicopot.
"Pada umumnya, orang yang telah dipasangi alat bantu pernapasan atau ventilator akan meninggal dunia dalam waktu tidak lama setelah alat bantu itu dicopot. Ini pengecualian dari banyak kasus yang telah terjadi," kata Marius yang diminta pendapatnya tentang fenomena Alifia, Senin malam.
Marius menegaskan, teori medis memang bisa dikalahkan oleh kuasa Tuhan. "Jika Tuhan berkehendak apa pun bisa terjadi. Mungkin ini adalah kasus yang pertama kali terjadi di Indonesia," katanya.
Sementara itu, pihak RSAB Harapan Kita tidak berkomentar mengenai penstiwa yang dialami Alifia. Ketika WartaKota berusaha menemui Kepala Bagian Pemasaran RSAB, Emon Juha yang diberi wewenang oleh pimpinan RSAB Harapan Kita untuk memberikan keterangan kepada pers, yang bersangkutan tidak bersedia ditemui.
Melalui stafnya, Emon mengatakan tidak bisa memberikan keterangan sebelum mendapat izin dari Direktur Utama RSAB Harapan Kita. Ketika WartaKota meminta izin bertemu Direktur Utama RSAB Harapan Kita, salah seorang stafnya mengatakan bahwa untuk bertemu direktur utama harus membuat pejanjian tertulis lebih dahulu.
Seperti diberitakan, bayi Afilia dibawa pulang oleh keluarganya dari ruang perwaan RSAB Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, pada Minggu (10/8) siang setelah dirawat selama satu hari. Alifia yang menunjukkan gejala panas, kejang-kejang, dan gangguan pernapasan mengalami perawatan dengan dipasangi alat bantu pernapasan.
Keluarganya meminta Alifia dibawa pulang karena tidak punya biaya. Menurut H Hasim, kakek Alifia, saat Alifia masuk RSAB Harapan Kita, ia diminta membayar Rp 10 juta. "Saat itu, kami diminta untuk membayar uang muka Rp 10 juta. Demi kesembuhan cucu kami, saya pun mencari pinjaman untuk bayar uang muka tersebut," katanya.
Pada hari itu pula, Hasim harus mengeluarkan uang Rp 3 juta untuk menebus obat. Hasim dan keluarganya berkecil hati memikirkan jika Alifia tetap dirawat di rumah sakit itu karena mereka tak punya biaya. "Kami lalu meminta Alfia dibawa pulang saja," katanya.
Menurut Hasim, dokter dan perawat RSAB Harapan Kita melarang bayi perempuan berparas cantik dan lucu itu dibawa pulang karena kondisinya sangat kritis. Mereka juga mengingatkan, jika alat bantu pernapasan pada Alifia dicabut, bisa berdampak pada meninggalnya bayi perempuan itu.
Namun, Hasim dan keluarganya bertekad membawa Alifia pulang. Dalam perjalanan, mereka menduga Alifia telah berpulang ke Sang Khalik. Berita duka pun dikabarkan ke rumah mereka di Rawabelong. Para kerabat dan tetangga menyiapkan pemakaman dan memasang bendera kuning. Beberapa saat setelah tiba di rumah, Alifia sadarkan diri sehingga tersebarkah kabar bayi meninggal hidup lagi.
Kemarin, orang-orang yang datang diterima dengan baik oleh keluarga Alifia. Bahkan, keluarga itu juga bersedia menjelaskan perihal kejadian yang menimpa Alifia kepada para tetamu.
Hanya saja, para pengunjung cuma diizinkan melihat bayi "ajaib" itu dari balik kaca. Namun, kepada para wartawan, keluarga Afilia tak bersedia memberi keterangan. Keramaian dadakan di rumah keluarga Alifia ini dimanfaatkan sejumlah penjual makanan untuk meraup rupiah.
Alifla yang lahir 10 Februari 2008 merupakan anak pertama pasangan Hendri-Buraidah. Hendri tidak memiliki pekerjaan tetap. Pasangan itu tinggal bersama orangtua mereka, pasangan H Hasim-Dalilah, di Rawabelong.

Pasangan Muda Ini Tertangkap Basah Mesum di WC

BANDA ACEH- Dinilai menodai bulan suci, sepasang kekasih yang tertangkap basah berbuat mesum, dimandikan warga. Mereka tertangkap basah saat asyik berduaan di toilet bekas asrama mahasiswa di kawasan Lamgugop, Banda Aceh.

Warga yang emosi sempat melepaskan bogem mentah beberapa kali ke pelaku pria berinisial S (23) sesaat setelah ditangkap bersama kekasihnya berinisial F (22). Setelah disidang secara adat oleh warga, keduanya diserahkan ke Polisi Syariah (Wilayatul Hisbah).

“Keduanya ditangkap dini hari tadi atas dugaan berkhalwat (bercampur dengan bukan mahram) di WC bekas. Kondisi saat ditangkap pakaian masih utuh,” kata Kasi Penegakan Syariat kantor Satpol PP dan WH kota Banda Aceh, Rusdian di kantornya, Kamis (11/8/2011).

Lelaki penjaga depot obat dan karyawati sebuah toko di Banda Aceh itu mengak, hanya berciuman dan saling meraba saja di dalam toilet. “Tidak sampai berhubungan intim, yang perempuan malah mengaku sedang datang bulan,” ujar Rusidan.

F mengatakan, dia dan kekasihnya hanya sekira 10 menit di dalam toilet. “Enggak ngapa-ngapain, cuma ciuman saja,” katanya di kantor Satpol PP dan WH.

Penangkapan berawal dari kecurigaan mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut atas gerak-gerik keduanya. S yang pernah tinggal di asrama itu mulanya hanya singgah untuk buang air kecil di toilet tersebut,. Melihat kondisi sepi, keduanya memanfaatkan untuk bermesraan. Sialnya ada warga yang mengintai.

Meski dinilai perbuatan keduanya melanggar qanun (Perda) Nomor 13/2003 tentang Khalwat, WH tidak menahan pasangan yang mengaku sudah berpacaran sejak dua tahun itu.

Menurut Rusdian, pasangan ini akan dibina dan dikembalikan kepada orangtua masing-masing."Ini kali pertama, kalau nanti ditemukan mengulangi lagi baru ditindak,” jelasnya.

“Kami sudah panggil orangtuanya, akan kami sarankan untuk dinikahkan saja,” sambung dia.
(kem)

Algojo yang Meringkuk Dalam Pasungan 38 Tahun

TULUNGAGUNG - Pada era sejarah kelam G30 S PKI, Supardi alias Adi (66), seorang tokoh masyarakat yang disegani. Adi dikenal sebagai algojo penumpas yang tegas. Pasca sejarah, ia mengalami goncangan jiwa. Tabiatnya yang dianggap berbahaya yang membuatnya terpaksa meringkuk di dalam pasungan selama 38 tahun.

Kata Kusnoto (46), sahabatnya, Adi, tidak semata-mata mengidap penyakit Malaria. Bukan karena virus gigitan nyamuk anopheles yang membuatnya menjadi beringas. Kontaminasi virus yang dibawa darah untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh tentu tidak akan membuat warga Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, itu seperti kehilangan akal.

Adi mudah mengamuk. Sosok yang dulunya dikenal sebagai pemimpin sebuah organisasi masyarakat yang disegani itu seperti putus kendali. Tak jelas apa yang menjadi gerundelan hatinya, setiap meradang siapapun bisa menjadi tumpahan murkanya.

“Karena badannya yang tinggi besar dan dikhawatirkan membahayakan orang lain, kerabat dan teman memutuskan untuk dipasung,” tuturnya kepada wartawan.

Adi kini berada di sebuah gubuk kecil. “Rumah barunya” itu  tak jauh di belakang rumah yang ditempati keluarganya. Bangunan itu hanya berupa empat tiang kayu, dengan selembar terpal yang sudah menutupinya. Terpal yang berfungsi sebagai atap pelindung panas dan hujan itu terlihat begitu usang.

Beberapa bagian di antaranya bahkan sudah sobek, berkibar-kibar setiap kali angin berhembus. Pihak keluarga sengaja menempatkan Adi di sana. Sengaja disembunyikan agar orang lain yang bertandang tidak mudah mengetahuinya. “Tentunya penyakit seperti ini ini sama dengan aib, “terang Kusnoto.

Kondisi Adi lebih tepat disebut tragis daripada memprihatinkan. Tragis, karena sebagai salah satu tokoh yang pernah  memimpin penumpasan  pemberontakan G 30 S PKI 1965, Adi kini  tak ubahnya seorang pesakitan. Sebuah rantai besi membelenggu pergelangan sebelah kakinya kuat-kuat. Begitu eratnya ikatan sampai-sampai bentuk rantai membekas merah di permukaan kulit.

Sementara ujung rantai yang lain terikat tak kalah lekat pada pasak besi yang tertanam di lantai gubuk. Panjang rantai sebesar ibu jari itu sekitar 5 meter. Praktis gerak hidup Adi hanya sebatas panjang rantai tersebut. Meski dalam keadaan terbelenggu, dia masih bisa merebus air untuk membuat kopi bagi dirinya sendiri. “Sebelumnya ia sempat juga dipasung. Namun karena pasung itu membuatnya rebah tak berdaya maka  diganti dengan rantai besi, “terang Kusnoto yang juga tetangga Adi.

Perubahan pada jiwa Adi terjadi paska tragedi kemanusiaan Gestapu. Usai menjalankan tugas sebagai algojo pelenyap  kehidupan orang-orang yang dianggap sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), Adi merantau ke Palembang Sumatera Selatan. Bersama beberapa rekan yang juga berasal dari satu desa, ia membuka hutan.

Hampir seluruh pepohonan yang berada pada jarak pandangnya ia tebangi. Ia bersihkan semak, onak dan duri yang dianggap menghalangi. Adi tengah menyiapkan lahan yang luas untuk  perkebunan kopi. Rencananya ia akan menetap disana sebagai pengusaha kopi. “7 tahun kami hidup bersama di Palembang, “paparnya.

Gejala aneh mulai terlihat ketika Adi mengeluh jika dirinya selalu diikuti bulan. Kemanapun dia pergi, satelit bumi itu selalu mengikuti langkahnya. “Itu yang membuatnya gelisah dan selalu mondar mandir setiap malam. Katanya dia tengah menghindari bulan yang terus mengikutinya, “terang Kusnoto.

Pada saat bersamaan malaria tropis menyerang. Selain Adi,  dua orang rekannya yang ikut membabat hutan juga menderita penyakit yang sama. Satu orang meninggal dunia, dan satu orang lainya tidak diketahui rimbanya. Namun sebelum hilang, warga Desa Podorejo ini juga dianggap tidak waras.

Menurut Mansyur, keponakan Adi, pamanya langsung dibawa pulang ke kampung halaman, begitu mendengar  mengalami sakit di tanah perantauan. “Dibawa pulang sekitar tahun 1973. Pada saat pertama, emosinya tidak terkendali. Selain ngoceh sendiri, masih sering mengamuk, “ujarnya.

Hingga saat ini, praktis sudah 38 tahun Adi hidup dalam pasungan. Kondisi ekonomi yang terbatas yang membuat keluarga tidak mampu menempuh cara-cara medis. “Karenanya yang kita butuhkan hanya uluran tangan dari pemerintah, “pungkasnya.

Informasi yang dihimpun, di wilayah Kabupaten Tulungagung sendiri sedikitnya ada enam kasus pemasungan karena alasan sakit jiwa. Di antaranya seorang warga Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Kemudian dua orang warga Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban, dan  dua kakak beradik warga Desa Bendilwungu, Kecamatan Sumbergempol.

Kepala Seksi Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tulungagung, Amir Bhakti mengatakan, dari sebagian besar kasus yang ada rata-rata ditemukan dalam keadaan yang sudah  sangat parah.

“Keluarga sudah berusaha melakukan upaya pengobatan, namun karena tidak membawa hasil, pilihanya dipasung dengan tujuan tidak membahayakan keluarga dan lingkungan,” ujarnya.

Dalam hal ini menurut Amir, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, mengingat secara medis mereka sulit untuk disembuhkan. “Artinya kami pun juga tidak bisa membantu memberikan penanganan secara maksimal,” pungkasnya.

Tak Sarapan, Pemicu Hubungan Seks Dini Remaja

Sebagian besar siswa kerap melewatkan sarapan pagi dengan alasan akan terlambat sekolah. Sebuah penelitian ilmuwan Jepang mungkin patut Anda perhitungkan untuk membudayakan sarapan bersama keluarga sebelum beraktivitas.

Studi peneliti Jepang yang mempelajari kebiasaan makan 1.500 keluarga menemukan, remaja yang melewatkan sarapan pagi cenderung melakukan hubungan seks di usia dini.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, peneliti Jepang juga menemukan, remaja yang sarapan setiap hari sebelum ke sekolah melakukan hubungan seks pertama kali pada usia rata-rata 19,4 tahun dibandingkan usia 17,5 tahun pada remaja yang tidak sarapan pagi.

Studi yang mewawancarai responden berusia 16 hingga 49 tahun juga menemukan mereka yang memiliki ikatan emosional yang buruk dengan ibu melakukan hubungan seks di usia lebih muda. Remaja yang bermasalah dengan ibu, rata-rata berhubungan seks pertama kali pada usia 16 tahun ketimbang remaja yang memiliki ikatan erat dengan ibu, pada usia 19 tahun.

Pendidikan tentang hubungan seksual, menurut Kunio Kitamura, Direktur Eksekutif Asosiasi Keluarga Berencana Jepang, dibangun lewat keluarga, salahsatunya dengan waktu makan.
"Kenyataan bahwa orang tidak bisa sarapan menunjukkan sesuatu tentang lingkungan keluarga mereka," kata Dr Kitamura.

Dia menambahkan, "sebelum menyalahkan individu yang berhubungan seks pada usia dini, mungkin perlu untuk melihat hubungan dalam rumah."

Lewat berbagai studi, para ilmuwan telah membuktikan bahwa sarapan di rumah berhubungan dengan penurunan berat badan, meningkatkan konsentrasi dan kesehatan secara umum.

Lima Selebritas Pemilik Rambut Termahal

Para pesohor selalu menjadi sorotan publik dalam tiap kesempatan. Sehingga mereka merasa wajib terlihat dalam kondisi terbaik. Gaya rambut adalah salah satu yang menjadi perhatian selebritas. Mereka pun tak segan mengeluarkan sejumlah besar uang untuk sebuah penampilan rambut trendi. Berapa banyak yang dihabiskan selebritas dunia untuk mahkota mereka?
Berikut  lima selebritas dengan biaya perawatan rambut mencengangkan, dikutip dari The Frisky.

Rihannarambut rihannaPenyanyi nyentrik ini selalu memercayakan penampilan rambutnya pada Ursula Stephens. Sekali mengganti potongan rambut, Rihanna merogoh koceknya  $3.300 atau Rp28,3 juta. Dalam seminggu  ia bahkan menghabiskan lebih dari $15.000 setara Rp128,4 juta demi penampilan rambut terbaiknya.


Jennifer Aniston
rambut Jennifer AnistonKekasih  Justin Theroux merupakan salah satu trendsetter dalam model rambut. Demi mempertahankan penampilan rambutnya, Aniston rela mengeluarkan biaya tak sedikit.  Aniston pernah menghabiskan $50.000 atau Rp428,6 juta dengan memboyong si penata rambut kepercayaan, Chris McMillan ke Eropa.

Hasilnya tak mengecewakan. Jen tampil sempurna di karpet merah Cannes Paris dan Madrid.

John Edwards

rambut John EdwardsTak hanya selebritis wanita yang selalu memperhatikan penampilan rambut. Mantan kandidat presiden AS, John Edwards, tak sungkan membayar penata rambut $400, sekitar Rp3,4 juta hanya untuk memotong rambut.

Kate Gosselin
Kate GosselinKate Gosselin, dapat menghabiskan $7.000 setara Rp60 juta agar tampilan rambutnya sempurna. Namun, bagi mempertahankan tampilan menarik bagi ibu dari delapan anak kembar, nilai tersebut sangat beralasan.

Justin Bieber

rambut justin bieberTidak lengkap daftar selebriti dengan perawatan rambut termahal tanpa remaja fenomenal Justin Bieber. Saban kali memotong rambut, Bieber mengeluarkan $750 atau Rp6,4 juta dengan sentuhan penata rambut Vanessa Price. Semuanya tak sia-sia, gaya rambut membuat remaja 17 tahun ini kian terkenal.